Hutan Gunung Semeru Terbakar, Akses Pendakian Ditutup
Hari rabu lalu tanggal20 Oktober 2015 telah terjadi kebakaran hutan di lereng Gunung Semeru. Sampai hari Jumat ini kebakaran tersebut masih meluas dan belum bisa dipadamkan. Kebakaran yang terjadi diduga berasal dari api unggun yang pemadamannya belum sempurna sehingga bara api yang tertiup angin membakar semak belukar kering yang ada di sekitarnya. Menjalarnya api pada kebakaran kali ini juga diakibatkan karena banyaknya daun-daun dan tumbuhan yang kering akibat musim kemarau.
Saat dilaporkan terjadinya kebakaran, ada kira-kira 50 orang pendaki yang sudah berada di Ranu Kumbolo dan Kalimati. Terdapat 32 pendaki di Ranu Kumbolo dan 12 pendaki berada di Kalimati hingga tadi malam. Letak titik kebakaran tidak jauh dari titik istirahat para pendaki yang terdapat di Kalimati. Evakuasi para pendaki dilakukan melalui jalur Ayek-ayek menuju Ranupane. Petugas berharap sudah tidak ada lagi pendaki yang berada di kawasan Gunung Semeru karena kejadian ini bisa membahayakan bagi para pendaki.
Selain bencana kebakaran hutan, di Gunung Semeru juga terjadi bencana tanah longsor yang bisa sangat berbahaya bagi pendaki. Oleh sebab itu mulai dari tanggal 22 Oktober 2015 jalur pendakian untuk Gunung Semeri ditutup sampai pada waktu yang ditentukan. Hal ini dilakukan agar tidak adanya pendakian untuk sementara waktu.
Menurut data yang didapat dari pihak Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, di blok Senthong/ Landengan Dowo api masih terus membakar karena para tim masih belum bisa menjangkau kawasan tersebut. Luasan lahan yang terbakar pada kawasan ini mencapai 15 hektar. Sedangkan untuk kawasan Watu Renjeng, Pos III dan Pos IV sudah bisa dijangkau dan dikendalikan. Lahan yang terbakar pada sektor ini mencapai luas 10 hektar.
Terjadinya kebakaran pada hutan Gunung Semeru membuat berbagai jenis vegetasi yang tumbuh di dalamnya menjadi terbakar. Beberapa jenis vegetasi yang terbakar akibat kebakaran tersebut adalah tanaman dekuren, tutup, mrintigi, akasia dan kerinyu.