Minyak Dunia Turun, Elnusa Manfaatkan Itu
Kotaria.com – Baru saja terjadi penurunan harga pada minyak dunia sampai dengan US$ 35 per barel. Penurunan ini malah menjadi peluang baik bagi PT Elnusa Tbk (ELSA). Peluang ini tidak disia-siakan oleh ELSA dan membuat perusahaan tersebut masih berdiri kokoh. Fajriyah Usman, Vice President of Corporate Secretary Elnusa menjelaskan bahwa sebelumnya harga minyak dunia meningkat para perusahaan minyak maupun gas bumi langsung memilih menggunakan mesin canggih.
Hal tersebut dijelaskan oleh Fajriah sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Bahkan dari pihak KKKS (Kontraktor Kontrak Kerjasama) pun ikut serta dalam mengambil langkah tersebut. Tetapi begitu minyak mengalami penurunan harga seperti akhir-akhir ini tekonologi tinggi pun ditinggalkan. Mereka lebih memilih kembali menggunakan teknologi level tengah. Langkah ini diambil supaya efisiensi dan efektif dari perusahaan terjaga.
Fajriyah mengatakan bahwa langkah tersebut sangat menguntungkan pihak ELSA. Pasalnya sejak awal, perusahaan ini tetap menggunakan teknologi level medium meskipun terjadi kenaikan harga pada minyak dunia. Kegigihan ELSA membuahkan hasil dikala terjadi penurunan harga seperti sekarang. Memang semenjak akhir tahun 2014, harga minya mengalami tekanan terus menerus.
Padahal para Juni tahun lalu, harga per barel minyak sampai pada level US$ 110. Kemudian menurun terus sampai dengan akhir tahun sampai berada pada level kurang dari US$ 50 per barelnya. Di tahun ini, rupiah terus bertahan di kisaran US$ 45 per barel namun cenderung tertekan hingga sempat menyentuh level US$ 35 per barel. Bahkan sampai dengan bulan ini, harga mengalami penurunan sampai 15%.
Penurunan terjadi saat sedang khawatir akan kelebihan simpanan minyak mentah dunia akan terus terjadi sampai tahun 2016. Minyak mentah Amerika Serikat dengan jenis light sweet pada pengiriman Januari besok mengalami penurunan sampai dengan 4,9%. Sehingga perdagangan kemarin di New York Mercantile Exchange pengiriman jenis minyak tersebut menjadi US$ 35,52 per barel.
Penurunan tersebut merupakan penutupan yang paling rendah semenjak Februari tahun 2009. Sedangkan untuk Brent di ICE Futures Europe yang menjadi acuan harga minyak mengalami penurun menjadi US$ 37,19 per barel.