Piala Presiden, Awal Kebangkitan Sepak Bola Nasional
Kotaria.com – Uang dapat membeli segala, termasuk jumlah goal pada pertandingan sepak bola. Pemain dan wasit sebelum bermain di lapangan sudah diberi pengarahan. Jadi, siapa pemenang dan menit ke berapa bola harus masuk ke gawang lawan telah direncanakan. Kecurangan ini akhirnya dikatahui publik, citra olahraga dunia tercoreng kala itu.
Pemain sepak bola nasional banyak yang mengganggur akibat sepi job. Melihat kondisi tersebut, muncullah gagasa presiden untuk membuat pertandingan lingkup dalam negeri saja. Masing-masing kota diperkenankan untuk meramaikan acara ini. Hadiahnya pun tak tanggung-tanggung, yakni total menacapai 10 M. Belum lagi piala yang terbuat dari kayu jati kualitas unggul, semua fasilitas disediakan khsusu untuk para pemenang.
Juara pertama berhasil diraih Persib, disusul dengan Sriwijaya dan Arema. Kerja keras dan semangat berlatih merupakan kunci kemenangan mereka. Masing-masing tim ingin membuktikan bahwa sepak bola masih memiliki mutu yang baik. Terbukti dengan adanya permainan yang sportif tanpa ada ketetentuan yang mengikat seperti periode sebelumnya.
Umuh Muchtar selaku Manajer Persib Bandung dan Alex Dodi yang kini menjabat sebagai Presiden Sriwijaya FC menyambut baik gebrakan positif presiden dibidang olahraga. Mereka menuturkan bahwa turnamen dalam bentuk Piala Presiden wajindi jadikan awal kebangkitan sepak bola Nasional.
Inti dari sepak bola bukanlah siapa yang menang atau kalah, melainkan strategi dan sportivitas pemainnya. Piala dan hadiah berupa sejumlah uang ialah bonus bagi mereka yang bisa memasukkan bola lebih banyak ke gawang lawan. Tiga hal yang untuk berhasil dalam olah raga ini, yaitu kekuatan fisik dan mental, serta kecerdasan menguasai bola.
Pihak yang kalah harus mengakui pemenang dengan lapang dada, jadikan sebagai semangat dan tirulah strategi mereka agar kemenangan bisa menjadi milik tim tersebut nantinya. Kisruh yang sempat melanda sebak bola Indonesia diharapkan berakhir dengan munculnya piala presiden.
Dukungan masyarakat tercermin dari banyaknya pendukung tim yang datang langsung menyaksikan ke stadion dimana pertandingan berlangsung. Puncaknya terjadi pada final antara Persib dan Sriwijaya. Antusias itu menandakan bahwa warga Indonesia rindu sajian olahraga, khususnya bola. Tidak hanya secara langsung, nobar (nonton bareng) di selenggarakan di setiap suduk kota.